“Saya enggak ada keturunan seniman sama sekali. Kuliahnya juga jebolan Teknik Informatika UNS. Namun saya menikmati bermain teater,” ujar pelatih teater Nglilir SMAN 1 Karanganyar ini kepada Espos, akhir pekan lalu.
Perkenalan lelaki kelahiran Karanganyar, 4 Mei 1990 ini dengan dunia teater bermula saat ia duduk di bangku SMA. Ketika itu, Dukut “terjerumus” di kumpulan anak teater saat berseragam Pramuka. “Penginnya ikut latihan Pramuka, ketemunya malah sama cah teater. Mulai dari situ, saya aktif di teater. Sampai beberapa waktu kemudian saya dipilih mewakili sekolah di lomba sayembara teater tingkat Jawa Tengah,” ucapnya.
Sebagai seniman teater, personel Bandul Nusantara ini cukup jeli memanfaatkan keahliannya di bidang IT untuk mendukung kegiatan. Lelaki penyuka film Yoko ini gemar memublikasikan naskah-naskahnya ke dunia maya.
“Naskah buatan saya seperti Laras 1, Laras 2 dan The Dukun saya upload di bandarnaskah.blogspot.com. Ini saya lakukan karena menurut saya Indonesia masih kekurangan naskah-naskah baru.”
Meski sang Ibu, Sarikem, kurang setuju dengan pilihannya menggeluti teater, Dukut mengaku akan terus menghidupi seni tersebut. Lelaki yang terinspirasi Hanindawan dan Arifin C Noor ini bahkan ingin mengembangkan teater dengan ilmu yang dimilikinya.
“Dengan IT, teater bisa dibikin lebih modern. Seperti pengadaan tiket online, desain publikasi yang lebih wah hingga permainan artistik panggung,” ucap Dukut tentang impiannya.
Dukut Wahyu N
Salah Jurusan
Chrisna Chanis Cara
Menjadi seniman karena faktor keluarga sudah biasa. Menjadi seniman karena pengaruh pendidikan yang digeluti juga lazim adanya. Namun bagi Dukut Wahyu Nugroho, menjadi seniman tak harus melalui itu semua. Dengan kemampuannya di bidang teknik informatika, Dukut justru enjoy bergelut di seni peran.
“Saya enggak ada keturunan seniman sama sekali. Kuliahnya juga jebolan Teknik Informatika UNS. Namun saya menikmati bermain teater,” ujar pelatih teater Nglilir SMAN 1 Karanganyar ini kepada Espos, akhir pekan lalu.
Perkenalan lelaki kelahiran Karanganyar, 4 Mei 1990 ini dengan dunia teater bermula saat ia duduk di bangku SMA. Ketika itu, Dukut “terjerumus” di kumpulan anak teater saat berseragam Pramuka. “Penginnya ikut latihan Pramuka, ketemunya malah sama cah teater. Mulai dari situ, saya aktif di teater. Sampai beberapa waktu kemudian saya dipilih mewakili sekolah di lomba sayembara teater tingkat Jawa Tengah,” ucapnya.
Sebagai seniman teater, personel Bandul Nusantara ini cukup jeli memanfaatkan keahliannya di bidang IT untuk mendukung kegiatan. Lelaki penyuka film Yoko ini gemar memublikasikan naskah-naskahnya ke dunia maya.
“Naskah buatan saya seperti Laras 1, Laras 2 dan The Dukun saya upload di bandarnaskah.blogspot.com. Ini saya lakukan karena menurut saya Indonesia masih kekurangan naskah-naskah baru.”
Meski sang Ibu, Sarikem, kurang setuju dengan pilihannya menggeluti teater, Dukut mengaku akan terus menghidupi seni tersebut. Lelaki yang terinspirasi Hanindawan dan Arifin C Noor ini bahkan ingin mengembangkan teater dengan ilmu yang dimilikinya.
“Dengan IT, teater bisa dibikin lebih modern. Seperti pengadaan tiket online, desain publikasi yang lebih wah hingga permainan artistik panggung,” ucap Dukut tentang impiannya
Sumber: http://www.solopos.com
0 Response to "Dukut Wahyu N Salah Jurusan"
Posting Komentar