Karya Indah Lahir di Atas Bungkus Rokok
DARI 44 lagu ciptaan Gesang, tak bisa disangkal lagi bahwa yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Setelah itu mungkin Jembatan Merah, Saputangan, Tirtonadi, dan yang dalam bahasa Jawa adalah Caping Gunung.Satu saat di musim kemarau tahun 1940, saat berusia 23 tahun, Gesang melihat Bengawan -sungai besar-Solo dalam keadaan kering, hampir tidak berair. Padahal, seperti lalu terbaca pada lirik, di musim hujan airnya berlimpah."Dua keadaan yang sangat berlawanan ini membawa saya pada satu kesan yang dalam sekali. Dimulai dari senandung, saya goreskan pensil saya pada secarik kertas bekas pembungkus rokok, dan terciptalah lagu Bengawan Solo," tutur Gesang.Kini, 64 tahun kemudian, Bengawan Solo menjadi salah satu lagu Indonesia yang amat legendaris. Selain terus dinyanyikan di Indonesia, lagu ini juga banyak dinyanyikan di Jepang, China, dan negara-negara lain.Penyanyi Harry, misalnya, menyanyikan lagu ini dalam bahasa Mandarin, yang judulnya berubah menjadi Suo Luo He. Karena Bengawan Solo pula lahir Perhimpunan Dana Gesang di Jepang, negara di mana terdapat banyak fans Gesang yang juga acap menyambangi Gesang di Solo.Dalam perjalanan kemudian, bukan saja lirik diterjemahkan dalam berbagai bahasa, lagu dinyanyikan dengan cengkok berbeda, tetapi juga secara instrumental iramanya pun diperkaya. Sabtu (30/10) petang di Plaza Senayan Jakarta, peharpa Maya Hasan dengan kelompok Ansambel Harpa Liquid tampil menyemarakkan acara Unicef. Setelah memainkan sejumlah lagu, Maya memainkan Bengawan Solo, mula-mula secara pop biasa.Namun, setelah sebuah interlude, Maya memulai lagi Bengawan Solo dalam irama jazz yang menggugah dengan dukungan permainan kontrabas dan perkusi.Melalui penampilan Maya Hasan tadi, terbuktilah bahwa Bengawan Solo ternyata juga terus diperkaya dari waktu ke waktu, karena sebagai satu karya musik ia memang menggugah inspirasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Karya Indah Lahir di Atas Bungkus Rokok"
Posting Komentar