Latest News

Iga Mawarni

Sejak kecil anak sulung dari tiga bersaudara ini telah akrab dengan dunia seni. Meski lahir di Bogor, tetapi Iga menghabiskan masa kecilnya di Solo. Di kota itulah, Iga belajar menari. Tiap acara Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat SD, dia menjuarai semua kategori cabang seni yang dipertandingkan. Mulai menyanyi, marching band, olahraga, menari, dan membaca puisi Jawa (geguritan).

Prestasi itu berlanjut hingga SMA. Pada Porseni tingkat SMA, dia mengikuti lomba menyanyi dan menari tingkat provinsi. Iga juara II Bintang Radio dan Televisi Tingkat Nasional (1989). Predikat itu membawanya ke dapur rekaman. Iga pun menandatangani kontrak rekaman dengan perusahaan rekaman JK Record. Bersama perusahaan ini, Iga telah mengeluarkan 2 album, album ramai-ramai dan kedua album berjudul Kasmaran. Lagu “Kasmaran” dalam album keduanya inilah yang membawanya menuju puncak ketenaran di tahun 1991.

Selain olah vokal, Iga juga terjun dalam dunia seni peran. Tahun 1998 putri dari Saliman T Siswoyo ini berperan sebagai wartawati dalam sinetron “Tajuk” arahan sutradara Slamet Raharjo. Iga juga tak meninggalkan dunia seni tari yang pernah digelutinya sejak kecil. Iga pernah turut mendukung pentas tari “Ketika Anggrek Hitam Berbunga” karya koreografer Deddy Luthan, pentas drama tari “Cut Nyak… Perempuan itu Ada”, dan pergelaran tari kontemporer “Jalan Panjang Tubuh dan Pikiranku”.

Iga Mawarni juga sibuk menyelenggarakan acara. Seperti kesibukannya pada tahun 2007 sebagai Ketua Pelaksana Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) ke-4. Acara tersebut digelar setiap tahun sebagai bentuk penghargaan tertinggi kepada pengabdi musik yang berjasa bagi perkembangan musik tanah air. Iga juga sibuk sebagai Sekretaris Umum “Solo International Ethnic Music Festival and Conference” (SIEMFC) di Benteng Vastenburg, Solo, pada 1-5 September 2007. Delapan negara yang mengirimkan delegasinya untuk turut serta adalah Belanda, Irak, Yunani, Bengali, Korea, India, Filipina, dan Australia. Sejumlah musisi etnik tradisi dari Kalimantan, Papua, Makassar, Ujung Pandang, Madura, Aceh, Bandung, dan Solo, juga akan meramaikan acara tersebut.

Sekarang bersama dengan Rieka Roeslan, Nina Tamam, Andien, dan Yuni Shara membentuk kelompok vokal beranggotakan lima orang dengan nama 5 Wanita.

Pendidikan
Iga sangat mementingkan pendidikan. Bahkan pernah saat masih tercatat sebagai mahasiswi jurusan Sastra Belanda, Universitas Indonesia, Iga menolak banyak tawaran main film, seperti dari Garin, dan tawaran menyanyi lain karena ada middle test.

Kehidupan pribadi
Perjalanan pencarian keimanan Iga Mawarni penuh perjuangan. Iga dibesarkan di keluarga Katolik fanatik. Iga menemukan kebimbangan akan agama yang selama ini diyakininya sejak melakukan diskusi dengan teman-teman seangkatan di kampus yang latar belakangnya berbeda – baik suku maupun agama. Akhirnya Iga mengucapkan dua kalimat syahadat (sebagai persyaratan masuk agama Islam) pada tanggal 23 Maret 1994 di Malang, Jawa Timur.

Iga menikah dengan seorang pengusaha di bidang jasa pesawat terbang Charles Rubiyan Arifin. Mereka menikah pada tanggal 21 Mei 2000. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang lahir pada tanggal 22 Februari 2001.

Iga juga pernah menjadi salah seorang direktur perusahaan/ studio animasi di Jakarta, bernama Bening Uro-Uro, bersama dengan George Kamarullah, El Manik, serta pengacara Ali Reza.[1]

Iga Mawarni (lahir di Bogor, Jawa Barat, 24 Juli 1973; umur 37 tahun) adalah seorang penyanyi jazz dan penari berkebangsaan Indonesia

0 Response to "Iga Mawarni"